dr. Hendrico Kabanga, dokter Puskesmas Landikma, Kabupaten Yalimo, Papua Pegunungan.
WAWANCARA Meepago.com bersama dr. Hendrico Kabanga, dokter Puskesmas Landikma, Kabupaten Yalimo, Papua Pegunungan
SAAT ini Indonesia merayakan 80 tahun kemerdekaan, sebagian daerah masih menghadapi kenyataan getir, khususnya di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Di Kabupaten Yalimo, Papua Pegunungan, pelayanan kesehatan masih jauh dari kata merata. Media Meepago.com berkesempatan berbincang dengan dr. Hendrico Kabanga, tenaga medis yang kini mengabdi di Puskesmas Landikma. Berikut petikan wawancaranya:
________________________
Meepago.com: Dokter, bisa diceritakan bagaimana kondisi pelayanan kesehatan di Landikma saat ini?
dr. Hendrico: Kondisinya masih sangat terbatas. Imunisasi dasar untuk anak-anak belum merata. Dokter umum maupun spesialis sangat langka. Akses transportasi pun sulit, banyak wilayah hanya bisa dijangkau dengan pesawat. Di sisi lain, faktor keamanan juga sering kali tidak terjamin. Situasi ini membuat banyak tenaga kesehatan enggan bertahan dan memilih mundur. Padahal, justru di tempat seperti inilah kehadiran mereka sangat dibutuhkan.
Meepago.com: Dengan berbagai keterbatasan itu, apa yang mendorong dokter tetap bertahan melayani?
dr. Hendrico: Bagi saya, pelayanan di sini bukan semata-mata soal pekerjaan, melainkan soal panggilan hidup. Ini soal ketaatan. Saya percaya bahwa Tuhan memanggil saya untuk hadir di sini, membawa terang dan menghadirkan kasih Kristus lewat pelayanan kesehatan. Kalau hanya mengandalkan kenyamanan, tentu saya tidak akan sanggup. Tapi kasih Kristuslah yang memberi kekuatan untuk bertahan.
Meepago.com: Apakah pernah terlintas rasa takut atau ragu ketika memutuskan mengabdi di Yalimo?
dr. Hendrico: Tentu, pergumulan itu ada. Saya juga manusia biasa. Pertanyaan seperti “Apakah saya mampu? Apakah saya aman?” sering muncul. Tetapi, saya belajar bahwa ketaatan tidak ditentukan oleh kesiapan kita secara manusia, melainkan oleh keyakinan bahwa Tuhan yang memanggil pasti memampukan. Di sini, pelayanan bukan hanya soal keterampilan medis, tapi juga soal memberi harapan.
Meepago.com: Apa yang dokter lihat sebagai kunci untuk kebangkitan Papua ke depan?
dr. Hendrico: Kuncinya ada pada generasi muda Papua. Anak-anak harus sehat dan cerdas, karena merekalah calon guru, dokter, pemimpin, bahkan hamba Tuhan di masa depan. Mereka berhak mendapatkan kesempatan yang sama. Itulah sebabnya pelayanan kesehatan harus terus diperjuangkan, sebab kesehatan adalah dasar dari pembangunan manusia.
Meepago.com: Apa pesan dokter bagi tenaga kesehatan lain yang mungkin masih bergumul soal panggilan pelayanan di daerah 3T?
dr. Hendrico: Pesan saya sederhana: Tuhan tidak mencari orang yang hebat, tapi orang yang bersedia. Ketika kita mau berkata, “Ini aku, utuslah aku!”, Dia yang akan memperlengkapi. Memang tidak mudah, tetapi kasih Kristus yang lebih dulu mengasihi kita, itulah kekuatan untuk terus melangkah.
Meepago.com: Terakhir, apa harapan dokter untuk Indonesia yang merayakan 80 tahun kemerdekaan?
dr. Hendrico: Saya berharap kemerdekaan tidak hanya dirasakan di kota-kota besar, tetapi juga sampai ke pelosok. Anak-anak di pedalaman Papua pun harus merasakan hak yang sama dalam kesehatan dan pendidikan. Kiranya Injil dan kasih Tuhan terus menjangkau sampai ke ujung negeri, termasuk di Yalimo ini.
Meepago.com: Terima kasih atas waktunya, Dokter. Semoga semangat dan pelayanan ini menjadi inspirasi bagi banyak orang.
dr. Hendrico: Terima kasih, Wa Wa Wa! Soli Deo Gloria.